- 03 Agt, 2023 09:46
Mataram Badan Penghubung. Wakil Gubernur NTB Dr Sitti Rohmi Djalillah, mengatakan bahwa masalah stunting bukan semata soal gizi. Tapi juga menyangkut pendidikan dan lingkungan. Penyelesiannha juga secara holistic dan terintegrasi.
Wagub Rohmi mengatakan ketika membuka acara Pelatihan penguatan komitmen pemerintah Daerah dalam penanganan stunting dan promosi gizi di Indonesia untuk Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Barat yang berlangsung selama empat hari (31-04/08) bertempat di Lombok Raya Hotel (Senin, 31/07/2023).
Wagub sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) NTB dalam sambutannya menyampaikan Posyandu keluarga menjadi pusat edukasi berbasis Dusun dan Lingkungan. Posyandu keluarga melayani seluruh keluarga Dusun di Desa dan Lingkungan di Kota. Posyandu keluarga tidak hanya melayani balita tetapi ada Posyandu Kia, Posyandu Lansia, Posyandu Remaja, dan Posbindu yang menyasar usia produktif.
“Kami menjadikan Posyandu ini pusat edukasi berbasis dusun dan lingkungan. Itulah kenapa dinamakan Posyandu keluarga karena di dalamnya ada Posyandu untuk Balita, Kia, Lansia, Posyandu untuk remaja dan Posbindu untuk usia produktif”. Ujar Wagub.
Ditambahkan Umi Rohmi masalah stunting bukan semata-mata soal gizi namun tentang lingkungan dan pendidikan. Penangananya tidak bisa dipisahkan namun harus diselesaikan secara holistik terintegrasi melalui satu pintu dengan posyandu keluarga, Posyandu terintegrasi dengan PAUD Holisitik integrative. Posyandu terintegrasi dengan bank sampah, Terintegrasi dengan semua OPD Sehingga penangannya bisa lebih komperhensif, aktif, dan data komplit.
“Stunting bukan hanya soal gizi tetapi permasalahan lingkungan dan pendidik yang penyelesaiannya harus satu pintu dengan Posyandu keluarga terintegrasi dengan semua OPD” Jelas Umi dalam Sambutanya.
Menurut Umi Rohmi permasalahan besar yang harus diselesaikan terkait peralatan yang digunakan. Kabupaten/Kota harus konsen meyakinkan seluruh penggerak Posyandu peralatan yang digunakan harus valid, benar, terkalibrasi, menggunakan alat ukur elektronik tidak menggunakan dacin. Untuk mendapatkan hasil data yang akurat menjadi dasar mengambil kebijakan. Di banding Posyandu dulu posyandu sekarang jauh lebih berkualitas.
“Ini permasalahan besar yang harus kita hadapi bersama untuk mendapat data yang valid alat yang digunakan harus alat yang tervalidasi namun posyandu dulu di banding sekarang jauh lebih berkualitas”. Tegas wakil Gubernur Umi Rohmi.
Di akhir sambutannya Umi Rohmi berharap pelatihan tersebut berjalan sukses, membawa manfaat untuk Masyarakat NTB dan SEAMEO selalu berkoordinasi dengan Bappeda dan Asisten satu untuk menyinkronkan dan memiliki daya ungkit.
“Harapan saya dengan membuka acara ini semoga sukses berkah untuk kita semua dan NTB, dan SEAMEO selalu jalin komunikasi dengan pemerintah NTB” tutup Umi Rohmi (Diskominfotik).